Data Desa Presisi (DDP) sebagai inovasi dari IPB University, berupaya menjawab akar masalah utama sekaligus sebagai pijakan dalam pembangunan pedesaan. DDP adalah data yang memiliki tingkat akurasi dan ketepatan tinggi untuk memberikan gambaran kondisi aktual desa. Data ini diambil, diverifikasi, dan divalidasi oleh warga desa, dengan dibantu oleh pihak luar desa seperti perguruan tinggi (Sjaf et al., 2020).
Dr. Sofyan Sjaf, selaku Penggagas Data Desa Presisi yang saat ini juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB dan sekaligus Penggagas Data Desa Presisi, membentuk Laboratorium DDP – FEMA IPB University untuk mengembangkan inovasi DDP yg bekerja sama dengan berbagai mitra di Indonesia baik Pemerintah Daerah, Swasta, NGO, maupun perguruan tinggi lainnya.
DDP dalam pendataannya menggunakan metode Drone Participatory Mapping (DPM). Pendekatan DPM ini menggunakan tiga teknik pengambilan data yaitu Pemetaan Spasial, Sensus Aplikasi, Participatory Rural Appraisal (PRA). Ketiga teknik tersebut menghasilkan tiga data yaitu Data Spasial, Data Numerik dan Data Kualitatif. Seluruh data tersebut memungkinkan desa memiliki data aktual by name, by address, dan by coordinate.
- Mengakhiri polemik data
- Pengumpulan data efektif dan efisien
- Menampilkan kondisi terkini desa/kelurahan
- Menghitung cepat ukuran-ukuran pembangunan (GRI, IPM, SDGs, dll)
- Basis perencanaan dan implementasi pembangunan tepat sasaran
- Perencaan program pembangunan lebih partisipatif dan inklusif karena melibatkan warga desa
- Waktu update data relatif cepat karena melibatkan warga desa
DDP sudah dilaksanakan dan tersebar di 14 Provinsi, 33 Kabupaten/kota, dan 460 desa/kelurahan.