Bogor-Rektor Institut Pertanian Bogor, Prof. Dr. Arif Satria, SP, MSi melantik Dr. Bayu Eka Yulian, SP. M.Si sebagai Kepala Pusat Studi Agraria (PSA) IPB pada Rabu 10 November 2021. PSA adalah Pusat studi di bawah koordinasi LPPM IPB yang fokus pada studi agraria.

Dosen yang akrab di sapa Mas Bey ini merupakan Kepala Pusat termuda di lingkungan IPB, yakni 36 tahun. Sebelumnya Bayu Eka Yulian pernah menjabat sebagai Ketua Divis Politik dan Kebijakan Agraria di Pusat Studi Agraria (PSA) IPB.

Bayu Eka Yulian menempuh pendidikan sarjana Sosial Ekonomi Pertanian di Institut Pertanian Bogor. Melanjutkan pendidikan magister Antropologi di Universitas Indonesia. Dan menyelesaikan pendidikan doktor Sosiologi Pedesaan di Institut Pertanian Bogor.

Bayu Eka Yulian tercatat sebagai satu dosen muda berprestasi di Fakultas Ekologi Manusia, IPB. Fokus kelimuan beliau adalah Ekologi Politik Agraria, khususnya terkait dengan agraria perkebunan. Bayu Eka Yulian sering terlibat dalam kegiatan pengabdian terkait Ekologi Politik Agraria, diantaranya Konsorsium riset Oil Palm Adaptive Landscape (OPAL) di Indonesia, Kamerun, dan Kolombia, kerjasama IPB, ETH Zurich, CIFOR, WWF Cameroon pada tahun 2015-2021. Anggota tim riset Strengthening Palm Oil Sustainability (SPOS) FEMA IPB (Kerjasama dengan KEHATI dan UKCCU) pada tahun 2020-2021. Tenaga Ahli, Sustainable Palm Oil Initiative (SPOI) UNDP Indonesia (2019-2021), terkait rancangan kebijakan inti-plasma dan kemitraan perkebunan. Ketua Tim Penyelesaian Konflik Agraria dan Penguatan Reforma Agraria (Riset Aksi PSA, Tani Center, dan Desa Sempu Kediri) pada tahun 2020-2021, dan masih banyak lagi.

Dasar keilmuan dan pengalaman Bayu Eka Yulian sangat selaras dengan mandat yang diberikan kepada PSA, yakni; (a.) mengembangkan studi-studi yang terfokus pada dinamika sistem pemilikan, penguasaan dan akses (sistem tenurial) warga (terutama warga pedesaan) atas sumber-sumber agrarian, (b) mengembangkan studi-studi mengenai keterkaitan antara proses-proses ekonomi-politik global dengan kebijakan pembangunan serta perkembangan peraturan perundang-undangan pada tingkat nasional dan daerah, yang mempunyai konsekuensi pada perubahan sistem tenurial pemilikan, penguasaan dan akses warga atas sumber-sumber agrarian, (c) menjalin kerjasama penelitian dengan pemerintah, lembaga-lembaga penelitian, swasta, dan organisasi masyarakat sipil baik di dalam maupun luar negeri. Kerjasama ini dilakukan dalam rangka mengaitkan studi-studi agraria dengan pengentasan kemiskinan, kedaulatan pangan, keadilan gender, kebijakan pemerintah, keberlanjutan dan keadilan lingkungan hidup, serta aspek-aspek sosio-budaya.

Untuk melaksanakan mandatnya, PSA mengerucutkan fokusnya pada 3 program, yakni (1) Dinamika Ekologi, Kependudukan, dan Agraria, (2) Politik dan Kebijakan Agraria, dan (3) Praksi Ko-manajemen. Ketiga program tersebut dijalankan dan dikembangkan oleh 3 unit, yakni (1) unit Pelatihan dan Pemberdayaan Agraria, (2) unit Statistik dan Spasial Agraria, dan (3) Produksi dan Pengelolaan Pengetahuan Agraria.

Kedepan, Bayu Eka Yulian diaharapkan mampu membawa PSA menjadi Pusat Studi yang berbrestasi dan bermanfaat bagi nusa dan bangsa.