Jumlah kasus terkonfirmasi positif covid-19 terus meningkat seiring dengan perkembangan variasi covid-19. Hampir 187 juta masyarakat dunia telah terinfeksi covid-19 dengan jumlah kematian 4 juta jiwa. Asia merupakan benua dengan pesebaran covid-19 paling masif saat ini dan Indonesia menjadi negara ke-4 (empat) terbanyak kasus terkonfirmasi positif covid-19. Lebih dari 2 juta masyarakat Indonesia terinfeksi covid-19 dan 64 ribu diantaranya meninggal dunia.

Tingginya kasus terkonfirmasi covid-19 membuat masyarakat Indonesia terlarut dalam tekanan. Pembatasan dan protokol  kesehatan secara otomatis merubah pola aktifitas fisik dan sosial masyarakat. Beberapa merasa diuntungkan karena dapat menikmati waktu bersama keluarga lebih lama, namun banyak pula yang akhirnya merasa bosan dan stress sehingga menimbulkan perilaku negatif yang merugikan. Stress dan kebosanan juga terjadi pada penderita covid-19 yang menjalani isolasi mandiri. Prof. Budi Anna Keliat, Guru Besar Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia mengungkapkan bahwa 50-90% penderita covid-19 mengalami stress. Keos dan kepanikan akibat covid-19 juga mulai meningkat. Ditandai dengan adanya penumpukan pasien, kelelahan dan kuwalahan tenaga medis, peningkatan kasus positif terpapar dan kematian yang tinggi, burnout syndrome, kelangkaan vitamin dan obat-obatan dan lain sebagainya.

Merespon keadaan tersebut, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) mengadakan webinar Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial; Membangun Pertahanan Masyarakat dari Serangan Covid-19 melalui Herd Immunity dan Dukungan Psikologis. Webinar ini merupakan rangkaian Dies Natalis FEMA ke 16 yang dilaksanakan pada hari Rabu 14 Juli 2021 pukul 13.00-15.30 WIB secara online. Webinar dihadiri oleh sivitas akademika IPB dan masyarakat umum. Prof. Ujang Sumarwan, M.Sc. selaku Dekan FEMA mengatakan bahwa webinar ini sangat relevan dengan situasi yang sedang terjadi, dan akan bermanfaat dalam memberikan dukungan sosial dan psikologis dari lingkungan sebagai wujud ikhtiar menghadapi pandemic covid-19.

Menurut Prof. Maksum Radji, ahli biomolekuler sekaligus pengamat covid-19, herd immunity dapat menjadi jalan keluar mengakhiri pandemic covid-19. Herd immunity adalah perlindungan tidak langsung terhadap penyakit infeksi yang terjadi ketika suatu populasi (70-80%) kebal, baik melalui vaksinasi atau kekebalan alamiah yang didapat melalui infeksi sebelumnya. Artinya, herd immunity alamiah akan dicapai ketika 160 hingga 215 juta jiwa telah terinfeksi covid-19. Tentu saja ini sangat beresiko dan dapat meningkatkan angka kesakitan lebih dari separuh populasi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, perlu dilaksanakan optimalisasi dan percepatan pelaksanaan vaksinasi setidaknya 3 kali lipat untuk mencapai herd immunity di Indonesia tahun 2022.

Selain vaksinasi, masyarakat juga perlu untuk terus meningkatkan kewaspadaanya dengan menjaga IMUN, IMAN, dan AMAN. Menjaga Imun dapat dilakukan dengan pola hidup sehat, menjauhkan sumber stesor, rileks, menjaga emosi dan pikiran positif, berperilaku positif, menjalin relasi positif, dan menjaga spiritual yang positif. Iman dapat ditingkatkan dengan melaksanakan ibadah sesuai agama dan kepercayaan. Sedangkan Aman dapat diperoleh dengan menerapkan 6M, yakni menggunakan masker dengan benar, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi mobilitas, dan menghindari makan bersama.

Akhirnya, kita sama-sama belum mengetahui kapan pandemic covid-19 akan berakhir dan apakah aktifitas sehari-hari kita dapat kembali seperti semula. Untuk itu, marilah bersama-sama melakukan ikhtiar menjaga diri sendiri dan orang-orang disekitar kita dengan meningkatkan IMAN, IMUN, dan AMAN.