sumber : ipb.ac.id/news

Prof Euis Sunarti, Guru Besar Bidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga, IPB University sekaligus Ketua Penggiat Keluarga (GiGa) Indonesia menyebutkan bahwa kebosanan muncul pada sebagian keluarga saat satu atap atau saat di rumah saja karena sifat pasif.

Mengapa sebagian keluarga merasakan kebosanan hidup satu atap bersama keluarga? Jawaban yang seringkali muncul adalah karena tidak memperoleh atau tidak mendapatkan, atau tidak “menemukan” hal yang menarik perhatian yang dirasa menyenangkan dalam kehidupan keluarga di rumah.

“Sehingga solusinya mudah jika tidak ingin merasa bosan, yaitu ubah menjadi bersifat aktif. Kunci agar anggota keluarga memiliki perilaku aktif tersebut berkaitan dengan “value atau nilai” tentang keluarga. Seberapa penting keluarga bagi seseorang? Seberapa penting terbangunnya ikatan keluarga antar anggotanya? Seberapa penting waktu kebersamaan antar keluarga? Seberapa penting membangun suasana yang sehat dan membahagiakan di keluarga,” ujarnya.

Jadi, bagaimana anggota keluarga mencari, menggali, mengembangkan, menciptakan aktivitas yang menyenangkan dan atau yang menarik perhatian dalam rutinitas kehidupan keluarga.

Menurut Prof. Euis Sunarti, ada delapan tips mencegah kebosanan “dirumah_ aja” saat wabah COVID-19. Yakni ubah nilai dan cara pandang. Jadikan kesempatan “dirumah_ aja” sebagai moment berharga untuk keluarga menemukan jati dirinya, untuk tumbuh dan tumbuh dan berkembang. Kedua, bangun kesadaran berharganya keluarga dan waktu kebersamaan keluarga. Ketiga, perluas ruang dan irisan komunikasi antar anggota keluarga, sehingga banyak hal yang bisa diceritakan, diobrolkan dan didiskusikan dalam keluarga.

“Bangun suasana keterbukaan antara anggota keluarga dan lakukan hal-hal atau aktivitas yang meningkatkan kebersamaan. Kelima periksa dan tambal bolong-bolong tugas perkembangan keluarga dan tugas perkembangan setiap individu. Keenam, dorong minat dan hoby anggota keluarga dan atau menumbuhkan kepeminatan baru  seperti memfoto, memasak, menjahit, buat disain grafis, buat menulis, berkebun, dan lain-lain,” ujarnya.

Selain itu, ekspresikan semangat, kesenangan, kepuasan, dan kebahagiaan dalam mengerjakan rutinitas sehari-hari (menularkan energi positif agar sabar bertahan bersama, walau ada situasi yang tidak menarik dan menyenangkan). Dan berusaha mengembangkan humor, saling apresiasi dan penerimaan terhadap aktivitas yang dilakukan anggota keluarga. “Hindari hal-hal negatif seperti acuh-cuek, menyepelekan atau kritik berlebihan,” tandasnya. (dh/Zul)

 

-Membumi dan Mendunia-