Peluncuran Buku “Green Consumer and Marketing” dilaksanakan pada Senin 20 April 2020 dalam ajang E-seminar Internasional bertajuk “The Future of Green Marketing and Consumer”. E-seminar ini terlaksana berkat kerjasama AACIM bersama FEMA IPB, Faculty of Human Ecology UPM, FEB Unair, dan Victoria University of Wellington. Buku yang digagas oleh sedikitnya 33 pakar dan praktisi dibidang konsumen dan pemasaran ini terdiri dari 25 bab 480 halaman.

 

Buku tersebut ditulis dengan alasan bahwa para ahli konsumen dan pemasaran memiliki perhatian yang mendalam tentang perlunya menjaga lingkungan yang baik untuk keberlanjutan hidup konsumen dan masyarakat. “Kita menyadari bahwa selama ini kita merasakan dampak buruk dari lingkungan, yang salah satu penyebabnya adalah perilaku konsumen yang tidak memenuhi atau tidak menjaga lingkungan dengan baik,” ungkap Prof Ujang.

 

Dekan Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB University mencontohkan bahwa perilaku konsumen yang merusak lingkungan adalah penggunaan plastik yang digunakan untuk berbagai macam kemasan dan dibuang sembarangan sehingga mengotori lingkungan. Demikian juga dengan perilaku konsumen yang tidak membuang sampah pada tempatnya. Hal ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan karena sampah bertebaran di mana-mana. Termasuk kerusakan lingkungan lainnya, seperti banjir dan longsor.

 

“Pada intinya adalah semua kerusakan ini karena perilaku konsumen, permintaan konsumen pada berbagai macam barang dan jasa yang sering kali itu berdampak buruk pada lingkungan. Oleh karena itu, sebagai praktisi di bidang konsumen, perlu untuk mengkampanyekan yang disebut dengan gerakan konsumen hijau,” tambah Prof Ujang.

 

Ia menjelaskan, gerakan hijau merupakan gerakan agar konsumen memerhatikan dampak buruk terhadap lingkungan ketika mengambil keputusan untuk membeli barang dan jasa atau hendak mengonsumsi barang dan jasa. Sementara itu, kampanye ini juga mendorong para produsen supaya memasarkan produknya dengan memerhatikan lingkungan, yaitu dengan memproduksi barang-barang hijau untuk merespon keberlanjutan lingkungan. Salah satunya adalah menggunakan bahan baku alami yang mudah terurai dengan cepat di alam.

 

“Sehingga pemasaran hijau ini tidak lain sebagai kepedulian produsen terhadap lingkungan. Ini juga menggambarkan record dari produsen untuk memenuhi kebutuhan konsumen hijau. Nah buku ini berisi kajian dari berbagai sudut pandang tentang pentingnya menjaga lingkungan,” ungkap Prof Ujang.

 

Prof Ujang menyebutkan, di dalam buku tersebut dibahas mengenai pengertian dari konsumen dan pemasaran hijau, hal-hal yang harus dilakukan oleh konsumen untuk menjadi konsumen hijau, hal-hal yang harus dilakukan oleh produsen untuk menjadi produsen hijau dan melakukan pemasaran hijau.

 

Konsumen dan pemasaran hijau, lanjutnya, sejalan dengan gerakan global yang disebut dengan Sustainable Development Goals (SDG’s) yang memuat 17 tujuan. Salah satu tujuannya adalah tujuan nomor 12 yaitu keberlanjutan yang berkaitan dengan konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Hal ini dapat diartikan sebagai kegiatan konsumsi dan produksi yang memerhatikan lingkungan dan menghindari dampak buruk kegiatan konsumsi dan produksi terhadap lingkungan.

 

Prof Ujang juga menjelaskan, buku ini ditulis oleh banyak penulis dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa IPB University bekerja dalam tataran nasional dan internasional. Buku ini juga menggambarkan tentang kolaborasi antar individu maupun institusi yang berbeda latar belakang.

 

“Melalui buku ini juga kita menunjukkan bahwa IPB University memiliki kepedulian terhadap konsumen dan pemasaran hijau. Kita sebagai inisiator yang mengajak para kolega. Oleh karena itu, buku ini ditulis dengan bahasa Inggris supaya dapat dibaca oleh banyak orang dari luar Indonesia,” tambah Prof Ujang.

Secara garis besar, buku tersebut ditulis sejak bulan Juni 2019 dengan diinisiasi oleh Fema IPB University dan berkolaborasi dengan Asian Association for Consumer Interests and Marketing (AACIM).

 

Dengan diterbitkannya buku tersebut, Prof Ujang berharap masyarakat dapat lebih memahami tentang pentingnya kepedulian kepada konsumen. Konsumen bisa berbuat hal yang kecil tetapi memiliki dampak yang besar terhadap lingkungan, yaitu dengan menjadi konsumen hijau.

“Demikian juga dengan perusahaan, perusahaan dapat berbuat hal kecil tetapi memiliki dampak terhadap lingkungan, misalnya, mulai memikirkan bahan baku yang ramah lingkungan. Sementara konsumen harus memilih bahan-bahan yang ramah lingkungan, ini untuk keberlanjutan kesejahteraan konsumen dan perusahaan di masa yang akan datang,” pungkasnya

-Membumi dan Mendunia-

Sumber : kumparan.com