sumber : ipb.ac.id/news

Tidak ada sesuatu yang permanen, kecuali perubahan, begitu ungkapan para filosof. Wabah COVID-19 telah mengubah seluruh sendi-sendi kehidupan. Diperlukan kemampuan kita agar siap dan mampu mengelola perubahan.

Pandemi COVID-19 membawa dampak perubahan pada masyarakat yang diharap hanya sementara, ibarat sekedipan mata. Lockdown, karantina, kacaunya rantai suplai logistik dan lainnya, merupakan sinyal dari sebuah komunitas yang mengalami pelambatan dari sebuah moda kecepatan tinggi.

Dr Siti Amanah, dosen dari Divisi Komunikasi dan Penyuluhan, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB University menyampaikan lima tips agar kita siap dan mampu mengelola perubahan.

Pertama, senantiasa terbuka akan perubahan, hindari praduga atau pikiran negatif. Hal ini memudahkan kita melalui berbagai situasi dan memberikan energi positif untuk melangkah ke depan. Kedua, buat rencana aksi nyata untuk kurun waktu tertentu, setidaknya satu sampai dengan tiga tahun. Rencana hendaknya mempertimbangkan berbagai aspek termasuk sistem, struktur, sumber daya, tingkat dukungan serta kendala dalam realisasi rencana.

“Mengidentifikasi dan melibatkan pihak-pihak terkait dalam perubahan. Hal ini untuk memastikan perubahan berjalan lancar dan bermanfaat bagi individu, keluarga, kelompok, organisasi dan masyarakat luas. Keempat, memperjelas tahapan dan mekanisme perubahan.  Hal ini diperlukan  agar seluruh unsur dalam sistem atau organisasi mengerti “aturan main”, sehingga aksi terwujud sesuai harapan. Kelima memonitor dan mengevaluasi perubahan yang dicapai secara terus menerus. Hal ini dikarenakan setiap rencana perlu dilaksanakan, dimonitor, dievaluasi dan ditindaklanjuti,” ujarnya. (Awl/Zul)

 

-Membumi dan Mendunia-