Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar Pelatihan Service Excellence untuk pegawai pada Jumat, 21 April 2017 pukul 13.00 di ruang diskusi AMG Connect, FEMA IPB. Partisipan dalam pelatihan ini mencapai 60 orang meliputi pegawai FEMA dan beberapa perwakilan pegawai dari fakultas lain. Pelatihan ini diselenggarakan rutin tiap tahun sebagai bentuk komitmen FEMA untuk meningkatkan kompetensi para pegawai dalam memberikan pelayanan prima kepada seluruh stakeholder.

Pelatihan ini dibuka oleh Dekan FEMA, Dr. Arif Satria. Dalam sambutannya, Dr. Arif Satria menyampaikan pentingnya pelatihan ini bagi pegawai untuk meningkatkan wawasan, motivasi, dan skill dalam hal pelayanan. Dekan yang telah menjabat selama dua periode tersebut menyatakan bahwa pelayanan yang tulus akan dikenang oleh banyak pihak. Dengan demikian, pelayanan prima akan menjadi citra yang melekat pada institusi.

Ke depan, Dekan termuda di IPB tersebut juga berharap dapat kembali melaksanakan study banding ke instansi lain yang telah menerapkan prinsip service excellence dengan baik. Sebelumnya, FEMA telah menyelenggarakan kegiatan study banding ke Singapore Institute of Management (SIM) University, Singapura. Hal ini diperlukan karena menurutnya, perubahan pada diri seseorang dapat berawal dari apa yang mereka lihat. Dengan melihat secara langsung, maka pegawai lebih mudah mengingat dan mempraktikkan prinsip service excellent.

Hadir sebagai pemateri pada pelatihan ini adalah Dr. Ir. Abdul Basith, M.Sc, yang merupakan seorang trainer dan motivator di berbagai pelatihan peningkatan softskill. Trainer yang juga seorang dosen di Fakultas Ekonomi dan Manajemen tersebut menyampaikan bahwa peran softskill dalam kesuksesan seseorang begitu penting, yaitu sebesar 80%, sedangkan sisanya merupakan peran hardskill sebesar 20%. Adapun kemampuan memberikan pelayanan yang baik tergolong ke dalam area softskill.

Trainer yang pernah meraih dua kali Rekor MURI itu menambahkan, setiap orang memiliki softskill, namun belum tentu dapat menggunakan dengan baik, sehingga perlu diasah. Menurutnnya, kunci utama kesuksesan seseorang adalah dengan berubah (secara cepat) dan mengikuti perubahan. Bila tidak, maka kita akan terus tertinggal dibanding negara-negara maju yang sangat baik dalam hal pelayanan publik. “Salah satu faktor penyebab lambatnya kemajuan Indonesia adalah kualitas pelayanan publiknya yang masih jauh tertinggal dengan negara maju”, ujarnya. Dengan demikian, usai pelatihan ini diharapkan para peserta mulai berubah untuk menerapkan dan menjaga karakter sesuai prinsip service excellence.