fema.ipb.ac.id
Literasi Gizi Masyarakat Indonesia Masih Rendah - Fakultas Ekologi Manusia - IPB University
Literasi Gizi Masyarakat Indonesia Masih Rendah Jumat, 12 Oktober 2018 – 17:15 WIB Pemerintah melalui Permenkes No. 41 Tahun 2014 telah mengeluarkan Pedoman Gizi Seimbang serta PEMENKES no. 75 tahun 2013 tentang anjuran Angka Kecukupan Gizi Harian, guna mendorong terciptanya masyarakat Indonesia yang Iebih sehat. Untuk meraih pemenuhan gizi seimbang, dibutuhkan literasi gizi yang baik, agar seseorang paham dengan kandungan nilai gizi dari makanan atau minuman yang dikonsumsi. Faktanya, tingkat Iiterasi Indonesia secara umum masih memprihatinkan. Data dari World’s Most Literate Nations menempatkan tingkat Iiterasi Indonesia berada di urutan kedua terbawah (peringkat 60) dari 61 negara di dunia. Artinya, kesadaran masyarakat untuk membaca, mencari tahu dan memahami informasi, termasuk terkait masalah gizi, masih sangat rendah. Menurut Kementerian Pertanian, Indonesia merupakan negara terkaya kedua di dunia dalam keanekaragaman hayati. Di antaranya Indonesia memiliki 77 jenis pangan sumber karbohidrat, 75 jenis pangan sumber protein, 26 jenis kacang-kacangan, 228 jenis sayuran, serta 389 jenis buah~ buahan. Namun potensi ini belum diimbangi dengan pola konsumsi masyarakat yang bervariasi, untuk pemenuhan gizi seimbang. Guru Besar Bidang Keamanan Pangan dan Gizi, Fakultas Ekologi Institut Pertanian Bogor, Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, PhD menegaskan pentingnya literasi gizi bagi masyarakat. “Manusia memerlukan zat gizi yang dibutuhkan untuk energi harian, serta membangun dan memelihara jaringan serta organ dalam tubuh,” kata Ahmad Sulaeman pada talk show MilkVersation Frisian Flag Indonesia (FFI) dalam rangka menyambut Hari Pangan Sedunia 2018 di Gran Mahakam Hotel, Jakarta, Jumat (12/10). Di pasar, lanjut ia banyak tersedia jenis pangan, baik olahan maupun pangan lokal yang masing masing memiliki manfaat tersendiri untuk pemenuhan kebutuhan gizi. Sayangnya, saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang mengonsumsi makanan tidak berdasarkan pada angka kecukupan gizi yang dianjurkan. Padahal, kondisi kekurangan, atau kelebihan konsumsi gizi dapat berdampak pada kesehatan jangka panjang seseorang. “Remember, you are what you eat! Karena itulah, sangat penting untuk memahami kandungan nilai gizi dasar, serta takaran dan proposi yang tepat dari makanan dan minuman yang akan kita konsumsi,” jelasnya. Dilanjutkan Ahmad Sulaeman, seseorang dengan literasi gizi yang baik akan dengan cermat menghitung kebutuhan gizinya, serta bijak dalam membaca label informasi pada makanan olahan yang dikonsumsi. “Frisian Flag Indonesia memahami, rendahnya Iiterasi gizi adalah gerbang dari timbulnya berbagai masalah gizi, yang tentunya dapat berimplikasi pada terganggunya pertumbuhan dan kesehatan fisik seseorang,” kata Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro. Di momen peringatan Hari Pangan Sedunia kali ini yang jatuh pada 16 Oktober FFI mengajak masyarakat Indonesia untuk cerdas mengonsumsi pangan melalui edukasi Iiterasi gizi, menerapkan pola gizi seimbang, rutin mengkonsumsi susu, serta menjalani gaya hidup aktif. “Kami berharap kegiatan ini dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat literasi gizi dan pangan berkualitas, sehingga lebih lanjut dapat meningkatkan status gizi bangsa dan membangun keluarga Indonesia yang kuat dan berkualitas,” ujarnya. Summer: radarpena.com
fema