”Kondisi suatu bangsa dapat ditentukan dari para wanitanya. Jika baik para wanita dalam melahirkan generasi, baik pula generasi penerusnya. Namun jika tidak, buruk pulalah generasi yang dilahirkannya”, begitulah pesan yang banyak disampaikan oleh orang bijak. Ibu memiliki peran besar dalam pembentukan generasi suatu bangsa, seperti halnya peran literasi dalam memajukan kualitas sumber daya manusia dalam suatu negara. Mirisnya hasil riset Central Connecticut University untuk “Most Littered Nation in the World” menempatkan Indonesia sebagai negara dengan minat literasi sangat rendah di peringkat 60 dari 61 negara. Studi ini mencakup minat membaca, menulis, maupun minat terhadap pengetahuan, begitu pula dengan penyediaan sarana dan prasarana.

Rendahnya minat literasi bangsa ini menunjukkan kurangnya internalisasi terhadap literasi itu sendiri. Padahal membaca dan menulis adalah bekal untuk mendapat ilmu pengetahuan yang nantinya dapat diamalkan untuk memperbaiki bangsa ini. Menanamkan kegemaran menulis dan membaca idealnya dilakukan sedini mungkin, dimulai dari para pencetak generasi itu sendiri, yaitu para ibu yang menentukan kualitas dari anak-anaknya. Lima mahasiswa dari Institut Pertanian Bogor (IPB) menciptakan solusi sekaligus inovasi terkait permasalahan ini. Mereka adalah Aliya Nurarifa Saadah (Gizi Masyarakat), Sarah Vaisala Trimulyani (Ekonomi Studi dan Pembangunan), Vidian Imam Nurfadilah (Gizi Masyarakat), Hanin Khalisharani (Ilmu Keluarga dan Konsumen), juga Novan Aji Imron (Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat). Kelimanya membuat “Diari Mommycomb 1000 Hari Anakku : Media pantau tumbuh kembang anak sebagai upaya peningkatan minat literasi pada ibu” yang berkesempatan mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-M) 2018 dari Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti).

Program yang dilaksanakan untuk menunjang optimalisasi adanya diari yang mereka buat adalah pelaksanaan Sekolah Ibu Mommycomb di Posyandu Plamboyan, Babakan Doneng, Dramaga. Sekolah ini terdiri dari empat kelas materi, yaitu Kelas Gizi dan Kesehatan, Kelas Pengasuhan, Kelas Manajemen Keluarga, dan Kelas Kreasi. Luaran dari program ini adalah mempersiapkan ibu menjadi ibu berkualitas terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan sang anak. “1000 Hari Pertama Kehidupan merupakan golden age yang menentukan masa depan anak dan ibu berperan penting pada periode ini. Kondisi ibu tidak hanya harus baik secara fisik, tapi juga psikisnya. Salah satu kebiasaan baik yang dapat dibiasakan adalah menulis” tutur Aliya selaku Ketua Tim.

Menurut Aliya, ketika para Ibu menuliskan pengalamannya selama membesarkan anak, seorang ibu tidak hanya mendapatkan self healing melalui tulisannya, tapi tulisan tersebut juga dapat menjadi kenang-kenangan bagi keluarga, terutama saat anaknya besar nanti. Melalui program ini, Tim Mommycomb berupaya untuk membiasakan para ibu agar meningkatkan literasi melalui menulis diari, membaca buku-buku yang baik, meningkatkan pengetahuan terutama dalam pengasuhan anak dan manajemen keluarga, serta membiasakan hal-hal baik bagi ibu dan anaknya.

Aliya berharap produk dan program dari PKM-M ini dapat diadopsi dan diimplementasikan ke masyarakat umum, sehingga menjadi solusi pada permasalahan rendahnya literasi negara ini sekaligus menjadi inovasi dalam memantau tumbuh kembang anak dan membesarkannya.